Text
Karakteristik Organoleptik Baksi Ikan Lele (Clarias gariepinus) Dengan Penambahan Tepung Tulang Ikan Lele
Bakso pada umumnya diolah dari daging hewan ternak. Harga daging ternak yang cukup mahal membuat tidak semua kalangan dapat menikmatinya. Berdasarkan alasan tersebut bahan utama bakso dapat disubtitusi menggunakan daging ikan yang cukup murah. Pengolahan bakso dari komoditas ikan lele dengan penambahan tulangnya merupakan optimalisasi bahan pangan hewani. Untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung tulang ikan lele yang berbeda terhadap karakteristik organoleptik dari bakso ikan lele.
Pelaksanaan penelitian pada Maret hingga April 2018 di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Kimia dan Biokimia dan Laboratorium Pengolahan dan Pengawasan Mutu, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Penilaian bakso ikan lele dilakukan oleh 25 panelis menggunakan kuesioner. Parameter penilaian terdiri dari dua bagian, yaitu hedonik dan mutu hedonik terhadap karakteristik bakso dari segi warna, tekstur, aroma, dan rasa. Setiap karakteristik memiliki 5 skala penilaian. Interpretasi hasil dalam bentuk nilai modus, persentase, dan grafik dari hasil hitung ANOVA faktorial tunggal.
Hasil penelitian dari hasil uji hedonik dan mutu hedonik untuk setiap karakteristik bakso ikan lele terdapat berbedaan yang nyata antara bakso ikan lele tanpa menggunakan tepung tulang ikan lele dengan perlakuan yang ditambahkan tepung tulang. Kesimpulan penelitian dari karakteristik bakso ikan lele baik secara hedonik maupun mutu hedonik terhadap warna, tekstur, aroma, dan rasa bakso diperoleh bahwa perlakuan terbaik yaitu pada penambahan tulang ikan lele 10% sebanyak 10 gram.
Kata Kunci: bakso, ikan lele, organoleptik.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain